Remont Kv – Penggunaan influencer sebagai bagian dari strategi pemasaran menjadi semakin umum di dunia bisnis. Cara ini dinilai efektif untuk menghasilkan keuntungan. Apalagi jika influencer yang digunakan memiliki followers yang banyak. Namun, tren penggunaan layanan makro-influencer telah berubah. Pada tahun 2020-2021, mikro-influencer-lah yang tumbuh dan dianggap paling optimal untuk meningkatkan pemasaran.
Banyak pemilik usaha kecil dan menengah akhirnya memilih strategi pemasaran mikro influencer. Dibandingkan dengan dampak makro, strategi ini lebih menguntungkan. Tidak hanya murah, tetapi mikro-influencer juga dapat menjangkau banyak orang. Dalam hubungan buffer, mikro-influencer memiliki tingkat keterikatan yang lebih tinggi karena mereka lebih terikat pada konsumen. Sekitar 70% generasi milenial mempercayai rekomendasi mikro influencer, yang biasanya merupakan kolaborator terdekat mereka. Faktor kedekatan dan koneksi dengan konsumen sasaran membuat mikro-influencer semakin populer.
Jadi, bagi yang ingin menerapkan strategi mikro-influencer, ada tips yang bisa dipraktikkan. Sehingga hasil penjualan lebih maksimal.
1. Perbedaan Micro Influencer dengan Macro Influencer
Berbeda dengan pengaruh makro yang umumnya memiliki antara 100 hingga 1 juta pengikut. Seperti yang dilaporkan Forbes, influencer yang diklasifikasikan sebagai mikro influencer memiliki dari 1.000. Hingga 10.000 Pengikut. Jumlah pengikut jauh di belakang, tetapi mikro-influencer dianggap paling efektif.
Hasil studi Hello Society yang dikutip oleh Buffer menyimpulkan bahwa semakin rendah jumlah followernya, semakin tinggi engagement Anda. Berikut kategorinya:
- Influencer dengan 10.000 pengikut atau lebih memiliki tingkat keterlibatan 3,6%
- Influencer yang memiliki 5.000-10.000 pengikut memiliki tingkat keterlibatan 6,3%
- Influencer dengan sekitar 1.000-5.000 pengikut memiliki tingkat keterlibatan 8,8%
2. Pandai Memilih Micro Influencer
Istilah mikro-influencer tidak bisa sembarangan, bukan. Ada lima kriteria yang harus diperhatikan. Agar influencer yang Anda pilih memenuhi kebutuhan Anda, Anda perlu memastikan bahwa itu berfungsi. Sehingga promosi yang dilakukan oleh influencer memberikan pengaruh yang signifikan terhadap penjualan.
Bagi Anda pemilik UMKM dapat menggunakan lima kriteria ini untuk mengukur kinerja influencer yang akan diajak bekerja sama. Periksa dulu jumlah followernya. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya, semakin rendah jumlah pengikut mikro-influencer, semakin tinggi tingkat keterlibatannya.
Untuk amannya, Anda bisa meminta influencer untuk data keterlibatan. Perhatikan juga pentingnya influencer bagi bisnis mereka. Jangan biarkan mereka bekerja di industri yang berbeda. Tips keempat, cari tahu merek mana yang telah berkolaborasi dengan influencer. Kemudian konfirmasikan jumlah akun media sosial yang dimiliki influencer.
3. Menentukan Platform Yang Digunakan Influencer
Seperti diketahui, influencer memiliki banyak platform dengan jumlah pengikut yang berbeda-beda. Saat bekerja dengan mikro influencer, memilih platform sangatlah penting. Alasannya terkait dengan tempat paling efektif untuk mempromosikan merek di kalangan konsumen. Selama ini Instagram menjadi platform terpercaya. Baru-baru ini, TikTok juga menjadi platform pilihan untuk menjual produk.
4. Masalah Pembayaran
Mempertanyakan gaji Anda sering kali menjadi kendala untuk bekerja dengan influencer. Banyak malah yang akhirnya tidak mencapai kesepakatan karena dirugikan. Kabar baiknya adalah mikro-influencer tidak terlalu ketat dalam hal kompensasi. Sebagai pemilik usaha kecil hingga menengah, Anda bisa menawarkan gaji yang berbeda, tetapi tidak dalam bentuk uang. Misalnya, menawarkan penggunaan produk secara gratis untuk jangka waktu tertentu.
Sumber: